Selasa, 20 November 2012

MINERAL


1.        Pengertian Mineral

Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan hemoglobin.


Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain. Perilaku mineral sering dipengaruhi oleh adanya kandungan makanan lain. Penyerapan mineral diturunkan oleh serat dan perilaku besi, seng, dan kalsium menunjukkan bahwa antaraksi terjadi dengan fitat. Fitat dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dengan besi dan seng yang dapat mengganggu penyerapan kalsium dengan menimbulkan pengikisan pada protein pengikat kalsium dan usus. 

Mineral terdapat dalam makanan maupun dalam tubuh terutama dalam bentuk ion yang dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan bagian dari senyawa organik yang berperan dalam metabolisme tubuh. Selain dari makanan alami, mineral juga dapat diperoleh dalam suplemen atau pil. Suplementasi mineral dapat dikonsumsi bila kebutuhan dari makanan tidak dapat terpenuhi. Di daerah pegunungan dengan kandungan yodium yang rendah pada tanah dan airnya, sementara bahan makanan sumber seperti ikan laut sulit didapat, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dari kekurangan yodium jangka panjang.  Sedangkan pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan makanan sumber kalsium di atas kebutuhan normal, selain untuk pertumbuhan bayi yang dikandungnya, juga untuk menghindari berkurangnya kepadatan massa tulang dan gigi. Pada tubuh yang mengalami infeksi sering dibutuhkan mineral seng yang lebih tinggi dari normal untuk mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh serta mineral selenium untuk membantu menetralkan radikal bebas yang terbentuk lebih banyak pada infeksi.



2.        Perbedaan Vitamin dan Mineral

Seperti halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi. Tubuh perlu vitamin agar mineral dapat bekerja dan sebaliknya. Tanpa beberapa mineral/vitamin, beberapa vitamin/ mineral tidak berfungsi dengan baik. Namun, antara vitamin dan mineral terdapat perbedaan, yaitu:
·      Mineral adalah unsur anorganik, artinya tetap dapat mempertahankan bentuknya dalam tubuh. Tidak seperti vitamin, mineral tidak dapat hancur oleh panas, asam, udara, atau pun proses pencampuran.
·      Satu unsur mineral tidak dapat berubah menjadi unsur mineral lainnya. Contohnya adalah Fe (zat besi) mungkin akan bergabung dengan unsur lain dalam bentuk senyawa garamnya, tetapi tidak mungkin berubah menjadi unsur yang lain, Ca (kalsium) misalnya. Hal ini berbeda dengan vitamin karena vitamin bisa berubah bentuk lain seperti provitamin (vitamin yang belum aktif) dan vitamin juga mudah sekali hancur oleh panas maupun sinar UV, contohnya riboflavin (B2).
·      Setelah mineral memasuki tubuh, mineral akan menjalankan tugasnya yaitu membantu proses metabolisme, seperti magnesium yang berperan penting bagi tubuh terutama untuk relaksasi otot serta jaringan syaraf.
·      Proses penyerapan mineral juga berbeda dari vitamin terutama dari segi jumlah dan penanganannya dalam tubuh.
Beberapa mineral seperti kalium mudah diserap dalam darah, disirkulasikan dengan bebas dan kemudian dikeluarkan lewat ginjal, sama seperti vitamin larut air. Namun mineral lain seperti kalsium, memiliki sifat seperti vitamin larut lemak karena harus memiliki suatu carrier tertentu baru diserap dalam tubuh.



3.        Macam-Macam Mineral

Mineral digolongkan atas mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan tubuh kurang dari 100 mg sehari. Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur. Sedangkan yang termasuk ke dalam mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibden, kobalt, fluor, dan krom (Almatsier, 2004).

Unsur-unsur mineral yang telah terbukti esensial dalam makanan  kurang lebih ada tujuh belas. Analisis abu mineral menunjukkan bahwa ada lebih dari dua puluh macam mineral yang terdapat dalam tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar