1.
Pengertian
Mineral
Mineral
merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim,
pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan
mineral seperti pembentukan hemoglobin.
Mineral merupakan suatu zat
organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam,
mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar
50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri
atas mineral lain. Perilaku mineral sering dipengaruhi oleh adanya kandungan
makanan lain. Penyerapan mineral diturunkan oleh serat dan perilaku besi, seng,
dan kalsium menunjukkan bahwa antaraksi terjadi dengan fitat. Fitat dapat membentuk
senyawa kompleks yang tidak larut dengan besi dan seng yang dapat mengganggu
penyerapan kalsium dengan menimbulkan pengikisan pada protein pengikat kalsium
dan usus.
Mineral terdapat dalam makanan
maupun dalam tubuh terutama dalam bentuk ion yang dapat bermuatan
positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan bagian dari senyawa organik
yang berperan dalam metabolisme tubuh. Selain dari makanan alami, mineral juga
dapat diperoleh dalam suplemen atau pil. Suplementasi mineral dapat dikonsumsi
bila kebutuhan dari makanan tidak dapat terpenuhi. Di daerah pegunungan dengan
kandungan yodium yang rendah pada tanah dan airnya, sementara bahan makanan
sumber seperti ikan laut sulit didapat, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi
garam beryodium untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dari kekurangan
yodium jangka panjang. Sedangkan pada
wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan makanan sumber kalsium di atas
kebutuhan normal, selain untuk pertumbuhan bayi yang dikandungnya, juga untuk
menghindari berkurangnya kepadatan massa tulang dan gigi. Pada tubuh yang
mengalami infeksi sering dibutuhkan mineral seng yang lebih tinggi dari normal
untuk mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh serta mineral selenium untuk
membantu menetralkan radikal bebas yang terbentuk lebih banyak pada infeksi.
2.
Perbedaan
Vitamin dan Mineral
Seperti halnya vitamin, mineral
adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi. Tubuh perlu vitamin agar
mineral dapat bekerja dan sebaliknya. Tanpa beberapa mineral/vitamin, beberapa
vitamin/ mineral tidak berfungsi dengan baik. Namun, antara vitamin dan
mineral terdapat perbedaan, yaitu:
·
Mineral adalah unsur anorganik, artinya tetap
dapat mempertahankan bentuknya dalam tubuh. Tidak seperti vitamin, mineral
tidak dapat hancur oleh panas, asam, udara, atau pun proses pencampuran.
·
Satu unsur mineral tidak dapat berubah menjadi
unsur mineral lainnya. Contohnya adalah Fe (zat besi) mungkin akan bergabung
dengan unsur lain dalam bentuk senyawa garamnya, tetapi tidak mungkin berubah
menjadi unsur yang lain, Ca (kalsium) misalnya. Hal ini berbeda dengan vitamin
karena vitamin bisa berubah bentuk lain seperti provitamin (vitamin yang belum
aktif) dan vitamin juga mudah sekali hancur oleh panas maupun sinar UV,
contohnya riboflavin (B2).
·
Setelah mineral memasuki tubuh, mineral akan
menjalankan tugasnya yaitu membantu proses metabolisme, seperti magnesium yang
berperan penting bagi tubuh terutama untuk relaksasi otot serta jaringan
syaraf.
·
Proses penyerapan mineral juga berbeda dari
vitamin terutama dari segi jumlah dan penanganannya dalam tubuh.
Beberapa mineral seperti kalium
mudah diserap dalam darah, disirkulasikan dengan bebas dan kemudian dikeluarkan
lewat ginjal, sama seperti vitamin larut air. Namun mineral lain seperti
kalsium, memiliki sifat seperti vitamin larut lemak karena harus memiliki suatu
carrier tertentu baru diserap dalam tubuh.
3.
Macam-Macam
Mineral
Mineral digolongkan atas mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan tubuh
kurang dari 100 mg sehari. Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium,
klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur. Sedangkan yang
termasuk ke dalam mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga,
iodium, molibden, kobalt, fluor, dan krom (Almatsier, 2004).
Unsur-unsur mineral yang telah
terbukti esensial dalam makanan kurang
lebih ada tujuh belas. Analisis abu mineral menunjukkan bahwa ada lebih dari
dua puluh macam mineral yang terdapat dalam tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar