Selasa, 20 November 2012

TEORI VSEPR

    
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom di dalam suatu molekul, yaitu kedudukan atom-atom dalam ruang tiga dimensi dan besarnya sudut-sudut ikatan yang dibentuk dalam suatu molekul, serta ikatan yang terjadi pada molekul tersebut yang dibentuk oleh pasangan elektron. Bentuk molekul dapat dijelaskan dengan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya teori orbital bastar (hibridisasi) dan teori tolakan pasangan elektron (Valence Shell Electron Pair Repulsion atau VSEPR).

VITAMIN


A.       Pengertian dan Sejarah Vitamin

 Vitamin (bahasa Inggris : vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N.

MINERAL


1.        Pengertian Mineral

Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan hemoglobin.

Selasa, 13 November 2012

Gas Mulia


Reaktivitas gas mulia

Berdasarkan jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom. Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditangkap zat lain. Namun, pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini kebanyakan ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya yang memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.

Senin, 12 November 2012

DESTILASI

             
-->
Destilasi Uap

Destilasi uap umumnya digunakan untuk memurnikan senyawa organic yang terdestilasi uap (volatile), tidak tercamourkan dengan air, mempunyai tekanan uap yang tinggi pada 100 derajat C dan mengandung pengotor yang tidak atsiri (nonvolatile).
Destilasi Uap

Destilasi uap dapat dipertimbangkan untuk menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal. Pada pemanasan biasa kemungkinan akan terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut maka pemurnian dilakukan dengan destilasi uap.

Dengan adanya uap air yang masuk, maka tekanan kesetimbangan uapzat kandungan kan diturunkan menjadi sama dengan tekanan bagian didalam suatu system, sehingga produk akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang mengalir.

Destilasi uap juga suatu proses pemindahan massa kesuatu media massa yang bergerak . Uap jenuh akan membasahi permukaan bahan, melunakkan jaringan dan menembus kedalam melalui dinding sel, dan zat aktif akan pindah ke rongga uap air yang aktif dan selanjutnya akan pindah ke rongga uap yang bergerak melalui antar fasa. Proses ini disebut hidrodifusi.

Destilasi uap juga merupakan suatu proses perpindahan massa ke suatu media yang bergerak.
o Cara pemurnian dengan destilasi uap
1. Cairan penyari dimasukkan kedalam bejana melalui corong.
2. Serbuk cengkeh dimasukkan dalam kantong kain dimasukkan kedalam ekstraktor. Pada bejana ini dibagian dalam dimasukkan bejana yang berlubang-lubang dan dibuat dari baja bahan karat.
3. Bejana dipanaskan. Pemanas dapat dilakukan dengan pemanasan api besar langsung pada labu.
4. Keran atas dibuka, dan keran yang lainnya tertutup.
5. Uap cairan akan mengalir melalui pipa, kemudian diembunkan oleh pendingin. Cairan akan mengalir ke ekstraktor dan akam merendam cengkeh tersebut.
6. Setelah cairan itu setinggi gelas penduga, keran (bawah) dibuka, sehingga hasil penyarian mengalir kebejana. Bila hasil penyarian telah mengalir, semua keran ditutup kembali.
7. Cairan cengkeh akan menguap sedangkan zat aktifnya tertinggal dalam bejana.
8. Pekerjaan ini diulang sampai cengkeh tersari dengan sempurna

Rabu, 07 November 2012

Teori Asam Basa


1). Teori asam – basa Arrhenius

Dalam teorinya tentang penguraian (disosiasi) elektrolit, Svante Arrhenius (1884) mengajukan bahwa elektrolit yang dilarutkan di dalam air terurai menjadi ion-ion: elektrolit yang kuat terurai sempurna; elektrolit yang lemah hanya terurai sebagian. Suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen (H+) disebut asam, misalnya HCl
                                                       HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
Basa jika terurai menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Faktanya larutan bersifat asam maka dilarutkan di dalam air menghasilkan H+, bukan jenis zat yang dilarutkan di dalam air menghasilkan H+ maka asam. Begitu juga dengan basa


  • Kelebihan teori asam – basa Arrhenius:

*) mampu menjelaskan proses netralisasi lebih baik dibanding  teori-teori sebelumnya
*) berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu
Kelemahan teori asam – basa Arrhenius:
*) hanya terbatas pada pelarut air
Arrhenius tidak bisa mengenali senyawa lain sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH-
Keterbatasan Arrhenius dalam  menerangkan sifat-sifat asam - basa mendorong munculnya teori asam – basa:
2). Teori asam – basa Bronsted-Lowry

Secara terpisah J.N. Bronsted di Denmark dan T.M. Lowry di Inggris dalam tahun 1923 menjelaskan hal-hal yang tidak dapat dijelaskan teori asam – basa Arrhenius, misalnya: dalam beberapa reaksi yang dilakukan dalam pelarut bukan air seperti ammonia cair, memperlihatkan mempunyai sifat-sifat asam – basa. ternyata, OH- tidak ada karena tidak ada atom oksigen di dalam susunan tersebut
Reaksi lengkap: NH4Cl + NaNH2 → NaCl + 2NH3
Reaksi ion: NH4+ + Cl- + Na+ + NH2- → Na+ + Cl- + 2NH3
Reaksi ion bersih: NH4+ + NH2- → 2NH3



Menurut teori asam – basa Bronsted-Lowry, suatu asam adalah donor proton, dan suatu basa adalah akseptor (penerima) proton.
Secara umum, perpindahan proton berlaku dua arah. Jika basa (1) mendapat kembali sebuah proton, asam (1) terbentuk. Basa (1) disebut juga basa konjugat dari asam (1). Begitu juga, asam (2) adalah asam konjugat dari basa (2)


Ciri-ciri teori asam – basa Bronsted-Lowry:
*) setiap zat yang disebut asam oleh Arrhenius juga digolongkan asam oleh teori Bronsted-Lowry. Demikian juga dengan basa
*) zat-zat tertentu yang tidak digolongkan basa oleh teori Arrhenius, oleh teori Bronsted-Lowry dimasukkan golongan basa, misalnya OCl- dan H2PO4-
Kelebihan teori asam – basa Bronsted-Lowry:
*) teori mengenai asam – basa yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry lebih luas dibandingkan dengan teori Arrhenius karena mencakup reaksi dalam berbagai jenis pelarut, tidak hanya air
Kelemahan teori asam – basa Bronsted-Lowry:
*) banyak reaksi yang terjadi tidak dapat dijelaskan oleh Bronsted-Lowry, misalnya dalam suatu reaksi yang tidak melibatkan proton
Banyak reaksi yang terjadi tidak dapat dijelaskan oleh Bronsted-Lowry mendorong muncul teori baru yang mampu mencakup seluruh reaksi yang ada, yaitu:
3). Teori Asam – Basa Lewis
Dengan waktu yang hampir bersamaan G.N. Lewis mengembangkan suatu pemikiran lain tentang asam dan basa dari teori Arrhenius pada saat/ waktu yang hampir bersamaan dengan Bronsted dan Lowry (1923)
Dalam teori Lewis, asam adalah penerima pasangan elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron. Dari yang kita ketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang mempunyai orbital yang belum penuh dan kekurangan elektron. Basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. NH3 adalah basa lewis karena memberikan (donor) sepasang elektron kepada BF3 dan membentuk ikatan kovalen koordinasi, dengan demikian BF3 merupakan asam lewis karena menerima sepasang elektron dari NH3
Kelebihan teori asam – basa Lewis:
*) memungkinkan penggolongan asam – basa digunakan dalam reaksi-reaksi dimana baik H+ maupun OH- tidak ada